5 Fakta Menarik Desain Interior Rumah Scandinavian yang Kekinian

Desain interior rumah Scandinavian menjadi salah satu gaya yang paling digemari belakangan ini. Gaya ini menawarkan estetika yang sederhana namun fungsional, cocok untuk hunian modern terutama di perkotaan yang mengutamakan efisiensi ruang. Jika Anda tertarik untuk menerapkan desain interior rumah Scandinavian, berikut lima fakta menarik yang patut Anda ketahui.

Fakta Menarik Desain Interior Rumah Scandinavian

1. Sejarah Desain Interior Rumah Scandinavian

Desain interior rumah Scandinavian berasal dari kawasan Skandinavia-Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia, dan Islandia yang mulai berkembang sekitar tahun 1940-an. Gaya ini dikenal dengan pendekatan minimalis, mengutamakan kesederhanaan, kerapian, dan fungsionalitas, serta memanfaatkan bahan dan tekstur alami.

Fokus utama desain ini adalah kenyamanan penghuni, yang menjadi reaksi para desainer Skandinavia terhadap desain Jerman era fasis yang lebih berorientasi pada negara. Gaya Scandinavian sangat akrab dengan alam dan pencahayaan alami, menciptakan suasana ruangan yang hangat, ringan, segar, dan cerah. Popularitasnya mencapai puncak pada 1950-an hingga 1970-an dan kembali diminati sejak tahun 2000-an.

Beberapa tokoh penting yang merintis desain ini adalah Alvar Aalto (Finlandia), Arne Jacobsen (Denmark), Josef Frank (Swedia), dan Maija Isola (Finlandia). Di Amerika Serikat, gaya ini dipopulerkan oleh Frederik Lunning, importir furnitur Skandinavia, dan Elizabeth Gordon, editor majalah House Beautiful. Frederik bahkan mencetuskan penghargaan desain prestisius bernama Lunning Prize (1951-1970).

2. Ciri Khas Desain Interior Rumah Scandinavian

Gaya desain ini dikenal dengan palet warna netral, seperti putih, yang berfungsi memaksimalkan cahaya alami dan mencerahkan ruangan. Sentuhan warna cerah digunakan secukupnya untuk menambah karakter.

Elemen alami seperti kayu dan batu juga menjadi komponen penting yang sering dibiarkan terekspos untuk menampilkan tekstur aslinya. Lantai biasanya menggunakan kayu atau material bermotif kayu seperti vinil. Selain itu, jendela berukuran besar dan tirai minimalis dirancang untuk memaksimalkan sinar matahari yang masuk.

Dari segi furnitur, desainnya sederhana, fungsional, dan sering kali multifungsi. Tata letaknya juga dirancang agar tetap rapi, efisien, dan bebas dari kesan berantakan.

3. Skema Warna Interior Rumah Scandinavian

Warna yang sering digunakan pada desain interior rumah Scandinavian adalah putih, off-white (#F8F0E3), abu-abu, hitam, hingga warna charcoal (#79787A). Warna-warna netral ini menciptakan efek ruangan yang terang sekaligus luas.

Sebagai elemen pemanis, warna alami seperti amber (#FFBF00), hijau tanaman, atau warna dari material batu dan kayu sering ditambahkan untuk memberikan nuansa hangat. Kombinasi ini menciptakan kesan estetis yang menenangkan.

4. Tanaman yang Cocok untuk Gaya Scandinavian

Untuk menambah kesegaran pada interior yang didominasi warna netral, tanaman hias menjadi pilihan sempurna. Beberapa tanaman yang cocok digunakan adalah lidah mertua (Sansevieria trifasciata), rubber fig (Ficus elastica), monstera (Monstera deliciosa), lidah buaya (Aloe vera), dan dracaena (Dracaena marginata). Kehadiran tanaman ini tidak hanya mempercantik ruangan tetapi juga meningkatkan kualitas udara dalam rumah.

5. Furnitur Ikonik Desain Interior Rumah Scandinavian

Gaya Scandinavian memiliki beberapa furnitur ikonik yang menggambarkan ciri khasnya, seperti the Safari Chair karya Kaare Klint, the Chieftains Chair oleh Finn Juhl, the Egg Chair ciptaan Arne Jacobsen, hingga the Artichoke Lamp karya Poul Henningsen. Lampu lantai seperti Grasshopper Floor Lamp dari Greta Magnusson-Grossman juga menjadi simbol desain Scandinavian yang elegan.

Itulah lima fakta menarik seputar desain interior rumah Scandinavian. Jika Anda ingin mewujudkan rumah dengan nuansa Scandinavian yang hangat dan modern, percayakan desain Anda kepada para profesional di Pilar Interior.